Hiduplah seperti pohon yang tumbuh subur~

Selasa, Januari 02, 2018

Kersik Luai, Sang Puspa Borneo

Kersik Luai (nama lokal), atau yang lebih dikenal dengan Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata) merupakan salah satu jenis anggrek yang tersebar di beberapa hutan Kalimantan. Tumbuhan yang memiliki keunikan dan keindahan tersendiri ini dijadikan maskot flora provinsi Kalimantan Timur. Meskipun habitat Anggrek Hitam identik dengan hutan Borneo, ternyata penyebarannya juga bisa ditemukan di hutan-hutan Sumatera dan Papua bahkan Pulau Samar, Filipina.

Anggrek simpodial ini banyak dicari untuk dibudidayakan karena bunganya yang indah dan berukuran besar. Kelopak dan mahkota bunga lanset-lancip berwarna hijau cerah, bibir (labellum) berbentuk biola bergelambir 3 berwarna hitam dengan kombinasi garis-garis berwarna hijau dan berbulu. Keunikan warna labellumnya inilah yang menjadi dasar Kersik Luai dinamai dengan Anggrek Hitam. Berbeda dengan jenis-jenis Anggrek lainnya, bunga yang mekar sekitar 5-6 hari pada bulan April-Juli ini juga mengeluarkan harum semerbak. Tidak heran dengan segala keindahan dan keunikan yang dimiliki flora tersebut berpotensi menjadi tanaman hias yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

                                       Hasil gambar untuk anggrek hitam kalimantan (coelogyne pandurata)

Seperti halnya Anggrek pada umunya, Kersik Luai atau Anggrek hitam hidup sebagai tumbuhan epifit. Hidup berumpun yang tiap rumpunnya akan membentuk rhizoma dan saling terhubung satu dengan yang lain. Reproduksi vegetatif alami dengan bertunas dimana tunas baru yang tumbuh tersebut pada bagian batangnya akan menggelembung atau yang sering disebut dengan umbi semu (Pseudobulbs). Batang yang menggelembung berbentuk bundar panjang, pipih berukuran 10-15cm tersebut berperan dalam penyimpanan air dan cadangan makanan.


Gambar terkait

Sayangnya, saat ini kondisi Kersik Luai itu sendiri berada pada status langka dan termasuk kedalam salah satu tumbuhan yang dilindungi keberadaannya. Hal ini terjadi selain karena pengambilannya dari alam untuk dikomersilkan, juga dikarenakan habitat tumbuhnya yang rusak akibat penebangan dan konversi lahan serta periode berbungannya yang sangat pendek dan bunga relatif sulit untuk disilangkan.
Upaya pelestarian tanaman ini dilakukan baik secara in situ maupun ex situ. Salah satu upaya pelestarian in situ dengan menetapkan Padang Luway yang secara administrasi terletak di 3 kecamatan yaitu Kec. Sekolag Darat, Kec. Melak, dan Kec. Damai, Kab. Kutai barat, Kalimantan Timur sebagai Kawasan Cagar Alam melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian nomor 792/kpts/Um/10/1982 tanggal 29 Oktober 1982 tentang pengukuhan perluasan Cagar Alam Padang Luway dari 1000 Ha menjadi 5000 Ha. Kawasan itu memiliki kombinasi unik Hutan Kerangan, Hutan Tropis dan hutan Rawa Bergambut yang dikelola oleh  BKSDA Kalimantan Timur. Selain itu, perbanyakan Kersik Luai melalui kultur in vitro  pun sudah marak dilakukan. Hal ini dilakukan karena selain jumlah anakan yang dihasilkan dengan teknik perbanyakan konvensional seperti stek batang atau penggunaan umbi relatif sedikit, juga untuk memecahkan masalah sulitnya memperbanyak tanaman dengan tenik konvensional karena keterbatasan tanaman induk yang jumlahnya kian menurun di alam.

Gambar terkait

Kersik Luai (Coelogyne pandurata)

Zantedeschia aethiopica


Sumber: 
http://beritaanggrek.blogspot.co.id/2013/04/anggrek-hitam.html

http://awsassets.wwf.or.id/downloads/anggrek_hitam.pdf

Lestari dan Deswiniyanti. Perbanyakan Anggrek Hitam (Coeloegyne pandurata) Dengan Media Organik Dan Vacint Wen Secara In Vitro. 2015. Virgin, Jilid 1, Nomor 1, Januari 2015, hlm. 30-39

Restiani, dkk. Konservasi Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata Lindl.) Melalui Mikropropagasi Pada Berbagai Medium Kultur. 2016. Prosiding Symbion (Symposium on Biology Education), Prodi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan, 27 Agustus 2016

Adi dkk. Aklimatisasi Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata Lindl.) Hasil Perbanyakan In Vitro Pada Media Berbeda. 2014. JURNAL SIMBIOSIS II (2): 203- 214 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana


Photo: Google




0 comments:

Posting Komentar

Lestari ,
Diharapkan Kepada Para pengunjung Untuk dapat berkomentar demi kemajuan Blog Ini, silahkan tinggalkan nama anda serta url, dan mohon untuk tidak anonim.
Terima Kasih ...

About me

BIOTA SUMUT

About