Hiduplah seperti pohon yang tumbuh subur~

Kamis, Januari 29, 2015

Deklarasi FKPL dan Aksi Bersih di Kampung Nelayan Indah

Biota Unimed bersama dengan Komunitas Pecinta Alam lainnya baru saja bergabung dalam Forum Komunikasi Peduli Lingkungan (FKPL) Sumatera Utara. FKPL adalah sebuah Forum yang baru saja berdiri pada tanggal 27 Desember 2014 dan baru dideklarasikan pada Minggu 25 Januari 2015, dan sebagai aksi nyata dari forum ini diadakan kegiatan “Konservasi dan Edukasi” di Desa Nelayan Indah, Kecamatan Medan Labuhan,  Belawan,  Medan.
Materi dibawakan oleh kak Melva Harahap mengenai Bank Sampah yang berisikan tentang pemahaman bank sampah, sampah seperti apa yang bisa diantar ke bank sampah, dan bagaimana mekanismenya, serta apa untungnya bank sampah.


Kak Melva Harahap S.Apt menyampaikan materi Bank Sampah

Dalam kegiatan sharing ini juga dibagikan tips-tips mengolah sampah menjadi barang berguna. Bagaimana cara mengolah sampah organik menjadi kompos,  pendistribusian kompos dan sampah anorganik (plastik) dapat disulap menjadi produk baru yang memiliki harga jual. Meskipun kegiatan ini selesai cukup larut malam, yakni sekitar pukul 23.00 WIB, warga cukup antusias dalam mengikutinya.
Keesokan harinya, Minggu 27 Januari 2015, Biota Unimed bersama Komunitas Pecinta Alam lainnya di bawah naungan FKPL melakukan kegiatan “Penanaman dan Aksi Bersih Kanal.” 100 Bibit yang ditanam adalah bibit mahoni (Swietenia macrophyla) dan disebarkan di benteng di Desa Nelayan Indah, sedangkan Aksi Bersih ini dilakukan di Kanal sekitar rumah warga.

Penanaman bibit Mahoni (Swietenia macrophyla) di Benteng


Kegiatan Aksi Bersih disekitar Pendopo
Aksi Bersih disekitar Kanal

Untuk kedepannya masyarakat Desa Nelayan Indah ini akan menjadi binaan FKPL dalam pengolahan sampah tentunya bersama dengan BIOTA J dan diharapkan akan menjadi kerjasama yang berkelanjutan.


Read More

Selasa, Januari 20, 2015

Camping Bersama (Part 3 - End)

Akan selalu ada bahagia yang terselip dalam setiap keadaan minim yang diciptakan Tuhan, menikmati waktu bersama, mempertebal tali kebersamaan yang tak boleh renggang apalagi putus, sungguh luar biasa. Bahwa untuk bahagia ternyata sederhana kan?

----------------------------

(Selasa 30 Desember 2014 - Cerita Hari Ketiga - Wita divKaHum)

Selasa pagi, adzan subuh belum dikumandangkan tapi sebagian kami telah terbangun dari tidur. Malam tadi kami tidur lelap dengan posisi yang lumayan lapang sehingga tidur pun terasa nikmat, meski tak jarang sesekali harus terbangun untuk menarik selimut karena udara dingin dari luar mulai menyelinap masuk. Tak lama setelah mata ini terbauka, adzan pun sayup sayup mulai terdengar dikumandangkan, tiba saatnya bagi kami untuk mengucap syukur karena masih diberi kesempatan membuka mata dan melihat dunia indah ciptaan Sang Pemilik alam.....

Pagi ini langit terlihat cerah, setelah selesai menunaikan kewajiban kepada Yang Maha Kuasa, kamipun bergegas masak sarapan. Pagi ini menu sarapan ada nugget goreng, telur dadar, dan mi goreng. Meski telah dimaksimalkan, ternyata masih banyak bahan makanan yang tersisa. 

Selesai makan kami bersiap untuk melanjutkan perjalanan ke air terjun satu hati di sibolangit. Ternyata menuju kesana tak semudah yang dibayangkan. Meski sudah terbiasa tracking, tetap saja energi ini terkuras habis selama perjalanan. Jalan yang naik turun dan tanah yang licin menjadi sebuah tantangan yang memberikan sensasi dan efek seru tersendiri bagi kami. Sayup - sayup mulai terdengar suara gemericik air, menandakan bahwa sebentar lagi kami akan sampai. :D



Saat sedang beristirahat ditengah perjalanan

Dan ternyata benar saja, pemandangan yang terhampar didepan kami membuat mata kami terpana. Rasa lelah yang mendera seakan sirna begitu melihat hujaman air yang jatuh dari atas dan mengumpul, indah. Seakan tak peduli dengan dinginnya udara Sibolangit, satu persatu dari kami pun langsung berhamburan masuk ke dalam air merasakan sejuknya air terjun satu hati dan tak lupa berselfie. Jengggg jeeeng... :D 


Air Terjun Satu Hati

Hari sudah semakin sore. Setelah puas menikmati sejuknya air terjun satu hati kamipun bergegas kembali ke tenda untuk segera berbenah dan merapikan barang - barang bawaan. Sore itu langit mendung menemani perjalanan pulang kami. Kaki ini terasa berat melangkah pergi dari sini, tiga hari dua malam, terasa begitu singkat. Banyak nilai kehidupan yang dapat kami bawa pulang, salah satunya adalah kebersamaan sebagai salah satu kunci kebahagiaan. Disini kami belajar bahwa untuk bahagia hanya perlu bersama dan sederhana. 

- THE END-

Read More

Selasa, Januari 06, 2015

Camping Bersama (Part 2)

Akan selalu ada bahagia yang terselip dalam setiap keadaan minim yang diciptakan Tuhan, menikmati waktu bersama, mempertebal tali kebersamaan yang tak boleh renggang apalagi putus, sungguh luar biasa. Bahwa untuk bahagia ternyata sederhana kan?

----------------------------

(Senin 29 Desember 2013 - Cerita Hari Kedua - Wita divKaHum)

Kumandang adzan subuh pagi itu terasa merdu membangunkan kami yang terlelap dalam tidur singkat. Malam tadi udara terasa hangat, meskipun harus tidur dalam keadaan yang penuh sesak, kaki harus ditekuk, namun semua terasa menyenangkan. Kamipun terbangun, bergegas menuju masjid yang dekat dengan camp ground untuk menunaikan kewajiban kepada Tuhan.

Matahari mulai muncul dari peraduannya, langit yang tadinya masih gelap pun mulai terang, sepertinya hari ini akan cerah! :)

Beberapa dari kami mulai bergegas ke dapur umum untuk menunaikan tugas menjadi koki. Menu sarapan pagi ini adalah nasi goreng, mi instan dan telur ceplok. Telur dan mi instan merupakan bahan makanan utama yang kami bawa dari Medan karena praktis dan mudah mengolahnya. Suasana dapur pagi itu amat ceria, sesekali diselingi keisengan para chef dadakan yang berselfie ria. 


Para chef dadakan yang sedang masak di dapur

Hari beranjak siang, matahari pun mulai tinggi. Siang hari ini langit lumayan bisa diajak kompromi meski tak sepenuhnya. Terkadang hujan rintik masih menemani siang hari kami. Untuk membunuh waktu, siang ini kami memutuskan untuk bermain game tradisional masa kecil, pecah piring. Bola kasti telah dipersiapkan sejak dari Medan. Kami pun membagi tim untuk mencari pecahan keramik disekitar campground. Setelah keramik didapat, kami pun bergegas menuju lapangan depan campground untuk bermain. Ketua tim dipilih pada yang paling sepuh, yaitu abangda Adlan dan abangda Hasyim. Tim pun dibagi dua dengan cara suit. Permainan berlangsung seru, tak jarang terlihat beberapa pemain terpeleset dan jatuh akibat tanah yang licin, sebuah pemandangan yang lucu.



Disela sela bermain pecah piring



Ketua BIOTA Periode 14/15 sedang menyusun pecahan keramik

Lelah bermain, kamipun memutuskan untuk bersih - bersih dan masak makanan makan malam. Tak terasa langit pun mulai gelap. Selesai makan malam, kami memutuskan untuk bermain sambung lagu sebelum bakar jagung. Permainan amat seru, sesekali tertawaan dan candaan menyelingi permainan kami. Hingga perut tak terasa mulai lapar lagi, udara malam di Sibolangit yang dingin membuat perut ini cepat merasa lapar. Jagung mentah pun dikeluarkan dari kotak persediaan bahan makanan. Bumbu jagung bakar telah disiapkan, kayu bakar pun telah dinyalakan. Jadilah malam ini kami menikmati malam dengan jagung bakar dan tak lupa nyanyian dan permainan gitar. Malam mulai larut, satu persatu mulai masuk kedalam tenda. Malam ini kami tidak bertigabelas dalam satu tenda lagi, karena tenda wanita telah kering dan dibersihkan. Tidur malam ini tidak perlu menekuk kaki lagi hehe. Doa sebelum tidur pun telah dilantunkan, memohon keselamatan sampai esok pagi dibangunkan kembali oleh Yang Maha Kuasa. Semoga besok hari tetap cerah.......


To be continued............





















Read More

Senin, Januari 05, 2015

Camping Bersama (Part 1)

Akan selalu ada bahagia yang terselip dalam setiap keadaan minim yang diciptakan Tuhan, menikmati waktu bersama, mempertebal tali kebersamaan yang tak boleh renggang apalagi putus, sungguh luar biasa. Bahwa untuk bahagia ternyata sederhana kan?
----------------------------

(Minggu 28 Desember 2013 - Cerita Hari Pertama - Wita divKaHum)

28 Desember 2014, hari yang kami tunggu, anggota BIOTA. Setelah sebelumnya melewati diskusi dan rapat yang alot untuk menentukan tempat camping, akhirnya air terjun Lok Nya Sibolangit terpilih sebagai tempat penyelenggaraan Camping Bersama anggota BIOTA yang menjadi program kerja pengurus periode 2014/2015. Pemilihan tempat ini sempat menjadi perdebatan. Awalnya, tempat penyelenggaraan agenda Camping Bersama bukanlah di air terjun Lok Nya, melainkan di Tangkahan. Namun berdasarkan saran dari abangda Faisal, bulan Desember bukan merupakan waktu yang tepat untuk Camping di Tangkahan karena intensitas curah hujan yang tinggi yang meningkatkan resiko terjadinya banjir tiba -tiba akibat volume air sungai yang meningkat. Pun juga berdasarkan informasi dari salah satu guide di Tangkahan, camp ground yang ada di sana terendam banjir saat hujan deras datang. Demi kenyamanan bersama, akhirnya tempat penyelenggaraan camping pun diubah.

Sesuai perjanjian, sebelum berangkat menuju tempat tujuan, semua anggota BIOTA yang akan berangkat diharuskan berkumpul di sekretariat BIOTA untuk mempersiapkan alat yang akan dibawa selama camping. Beberapa anggota terlihat membawa tas daypack yang menggembung padat terisi penuh dengan perlengkapan pribadi, pun ada yang membawa tas carrier yang menjulang tinggi, berat memang, tapi demi kenyamanan semua ter-pack dengan sempurna. Tak ketinggalan, di setiap kanan - kiri tangan tergenggam peralatan bersama yang akan digunakan seperti tenda, nesting dan alat masak, bahan makanan, alat makan dan tak lupa gitar. Sebelum berangkat, semua anggota berdoa dalam hati masing - masing untuk keselamatan bersama, dan akhirnya kamipun berangkat.........


View dari atas campground

Tak butuh waktu lama, kamipun tiba di camp ground air terjun satu hati yang lokasinya berdekatan dengan lesehan dan penginapan Tibrena di Lok Nya Sibolangit. Kedatangan kami bersamaan dengan berakhirnya acara perkemahan yang digelar oleh organisasi pramuka sebuah sekolah di Binjai. Hujan yang mulai turun tak jadi penghalang kami untuk segera mendirikan dua buah tenda dome sebagai tempat kami tidur. Tenda pun terpacak sempurna, karena kami tiba ketika hari sudah sore, kamipun akhirnya memutuskan untuk masak makan malam.


Ainun "ibu dapur" sedang memasak makan malam

Makan malam hari pertama sederhana, sambal teri kacang, nasi putih dan tak ketinggalan mi instan. Ainun "ibu dapur" yang mnejadi koki hari pertama. Saat sedang asyik membereskan alat masak, tiba - tiba tanpa aba - aba hujan deras mengguyur Sibolangit. Seketika kamipun berlarian masuk ke dalam tenda, namun ternyata tenda para wanita tergenang air karena ada yang lupa menutup pintu tenda, alhasil kamipun berteduh di dalam tenda para pria. Tenda dome yang diperuntukkan bagi 8 orang pun kini penuh sesak oleh kami ber-tiga belas. Udara luar yang dingin menusuk pun kini bagai tak terasa, penuh sesaknya di dalam tenda membuat keadaan di dalam menjadi hangat. 

Untuk menghilangkan kejenuhan, kamipun bermain games Truth or Dare yang dalam praktiknya sebenarnya lebih layak disebut Truth games karena tak ada yang berani melakukan Dare hehe. Botol bekas air mineral pun kami jadikan pemutar, sembari diisi dengan nyanyian dan permainan gitar dari abangda Adlan, kami terlarut dalam suasana. Berbagai pertanyaan diungkapkan, dari mulai yang bersifat evaluasi kebiotaan sampai masalah pribadi. Berbagai ekspresi bermunculan, tertawa, cemberut, tersipu malu, bahagianya. Menyenangkan sekali berada di tengah orang - orang yang kita sayangi dan menyayangi kita dengan tulus. 

Tak terasa perut mulai lapar, kamipun menyantap makan malam. Makanan yang terhidang sungguh terasa sangat nikmat, makan bersama sambil bersenda gurau, seperti keluarga besar. Selesai makan, kami lanjut bernyanyi diiringi permainan gitar abangda Adlan. Malam makin larut, udara dingin mulai menyelinap masuk ke dalam tenda, dan kamipun bersiap tidur. Kami bertigabelas tidur beralas matras dan sleeping bag pun disulap menjadi selimut, tak peduli itu kepunyaan siapa, semua harus merasakan hangat yang sama malam ini. Satu kalimat lawas penuh arti yang kami alami malam ini, satu untuk semua dan semua untuk satu. Kamipun terlelap, tak lupa berdoa agar esok cerah dan kami dilindungi Yang Maha Kuasa sampai sang mentari membangunkan kami besok pagi........


To be continued................




Read More

About me

BIOTA SUMUT

About