Hiduplah seperti pohon yang tumbuh subur~

Selasa, Januari 06, 2015

Camping Bersama (Part 2)

Akan selalu ada bahagia yang terselip dalam setiap keadaan minim yang diciptakan Tuhan, menikmati waktu bersama, mempertebal tali kebersamaan yang tak boleh renggang apalagi putus, sungguh luar biasa. Bahwa untuk bahagia ternyata sederhana kan?

----------------------------

(Senin 29 Desember 2013 - Cerita Hari Kedua - Wita divKaHum)

Kumandang adzan subuh pagi itu terasa merdu membangunkan kami yang terlelap dalam tidur singkat. Malam tadi udara terasa hangat, meskipun harus tidur dalam keadaan yang penuh sesak, kaki harus ditekuk, namun semua terasa menyenangkan. Kamipun terbangun, bergegas menuju masjid yang dekat dengan camp ground untuk menunaikan kewajiban kepada Tuhan.

Matahari mulai muncul dari peraduannya, langit yang tadinya masih gelap pun mulai terang, sepertinya hari ini akan cerah! :)

Beberapa dari kami mulai bergegas ke dapur umum untuk menunaikan tugas menjadi koki. Menu sarapan pagi ini adalah nasi goreng, mi instan dan telur ceplok. Telur dan mi instan merupakan bahan makanan utama yang kami bawa dari Medan karena praktis dan mudah mengolahnya. Suasana dapur pagi itu amat ceria, sesekali diselingi keisengan para chef dadakan yang berselfie ria. 


Para chef dadakan yang sedang masak di dapur

Hari beranjak siang, matahari pun mulai tinggi. Siang hari ini langit lumayan bisa diajak kompromi meski tak sepenuhnya. Terkadang hujan rintik masih menemani siang hari kami. Untuk membunuh waktu, siang ini kami memutuskan untuk bermain game tradisional masa kecil, pecah piring. Bola kasti telah dipersiapkan sejak dari Medan. Kami pun membagi tim untuk mencari pecahan keramik disekitar campground. Setelah keramik didapat, kami pun bergegas menuju lapangan depan campground untuk bermain. Ketua tim dipilih pada yang paling sepuh, yaitu abangda Adlan dan abangda Hasyim. Tim pun dibagi dua dengan cara suit. Permainan berlangsung seru, tak jarang terlihat beberapa pemain terpeleset dan jatuh akibat tanah yang licin, sebuah pemandangan yang lucu.



Disela sela bermain pecah piring



Ketua BIOTA Periode 14/15 sedang menyusun pecahan keramik

Lelah bermain, kamipun memutuskan untuk bersih - bersih dan masak makanan makan malam. Tak terasa langit pun mulai gelap. Selesai makan malam, kami memutuskan untuk bermain sambung lagu sebelum bakar jagung. Permainan amat seru, sesekali tertawaan dan candaan menyelingi permainan kami. Hingga perut tak terasa mulai lapar lagi, udara malam di Sibolangit yang dingin membuat perut ini cepat merasa lapar. Jagung mentah pun dikeluarkan dari kotak persediaan bahan makanan. Bumbu jagung bakar telah disiapkan, kayu bakar pun telah dinyalakan. Jadilah malam ini kami menikmati malam dengan jagung bakar dan tak lupa nyanyian dan permainan gitar. Malam mulai larut, satu persatu mulai masuk kedalam tenda. Malam ini kami tidak bertigabelas dalam satu tenda lagi, karena tenda wanita telah kering dan dibersihkan. Tidur malam ini tidak perlu menekuk kaki lagi hehe. Doa sebelum tidur pun telah dilantunkan, memohon keselamatan sampai esok pagi dibangunkan kembali oleh Yang Maha Kuasa. Semoga besok hari tetap cerah.......


To be continued............





















0 comments:

Posting Komentar

Lestari ,
Diharapkan Kepada Para pengunjung Untuk dapat berkomentar demi kemajuan Blog Ini, silahkan tinggalkan nama anda serta url, dan mohon untuk tidak anonim.
Terima Kasih ...

About me

BIOTA SUMUT

About