MENJEMPUT
SINRISE DI 3019 MDPL
Oleh : Yusran E Ritonga (Taenia
saginata)
Lusuh wajahku,
sebenarnya tak seorangpun menegurku
Aku layaknya
lelah, ketika kaki-kakiku bertanya ‘sedang apa?’
Leptospermum
tersenyum menyambutku
Bunga-bunganya
bersinar menutupi tubuhnya bak salju putih
Hilang lelah
itu, di telan senja merah saga berpadu dengan celah jurang-jurang dalam
Pangrango, aku
haus candaan malammu
Aku terdampar di
dalam inginku sendiri
Wahai
kaki-kakiku, aku ingin bercerita denganmu
Embun tak henti
menyelimuti tubuhku
Tetesan gerimis
juga bernyanyi memanggil dingin dan membangunkan deburan angin
Siapa penciptamu
wahai mandalawangi? Kagum
Kata-kata dan
sapaan lembut, aku siap menghadapimu
Tak terasa,
napas ini terasa hangat
Kucabik sedikit
kertas tenda yang melindungiku
Meski hijau
berbulu hitam, langit perlahan meninggalakan awan berdiri melukis
bintang-bintang
Aku bediri di
pertiga malam
Jauh di ujung
timur
Kami bergegas
menjemput sunrise di 3019 mdpl
Terasa nyaman,
kutatap luasnya daratan di bawahku
Akulah raja,
akulah penguasa dan akulah pencuri keindahan alam
Siang itu
Aku bermanja-manja di bawah pohon Myrsin
Berteriak, mengadu wajahku dengan awan
Edelweiss mulai
menggoda
Wanginya bak bidadari
yang melayang dalam otakku
Inilah syurga
yang diceritakan oleh GIE
Pangrango
Lestari..!!
BalasHapusJudulnya typo ya kak..
Hehe